Just another free Blogger theme

Rabu, 31 Mei 2023


piutang dagang


Piutang(account receivable) adalah sebuah dana yang harus dibayarkan kepada pihak lain berupa barang dan jasa yang sudah dikirim atau digunakan namun belum dibayar. Jadi, piutang adalah tagihan dana yang muncul akibat penjualan barang atau jasa secara kredit.

Sedangkan pada akuntansi sendiri, menurut PSAK Nomor 55 tahun 2015, pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau yang sudah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Jadi, piutang dalam akuntansi adalah salah satu jenis transaksi berupa tagihan pada konsumen atau pihak yang berutang.

Perbedaan Utang dan Piutang

Utang adalah upaya yang dilakukan orang lain meminjam pada pihak tertentu berupa uang tunai atau non tunai maupun barang yang dipinjam.

Piutang adalah sebuah pinjaman yang diberikan pada pihak tertentu berupa uang tunai, non tunai, sebuah barang atau sebuah tagihan. Keduanya memiliki keterikatan dengan kata pinjaman, hanya saja utang adalah seseorang yang meminjam uang kepada orang lain. Sedangkan, piutang adalah orang yang memberikan pinjaman uangnya kepada orang lain. Jika dalam sudut pandang akuntansi, utang adalah pinjaman berupa barang atau uang yang dimiliki seseorang dan wajib dikembalikan. Berbeda dengan piutang adalah pemberian pinjaman berupa barang atau uang kepada orang lain atau perusahaan.

Hanya saja, utang dalam akuntansi adalah debitur atau sebuah pinjaman modal. Debit ini merupakan uang pasiva dan dipandang secara negatif dalam akuntansi. Berbanding balik dengan piutang yang merupakan uang aktiva atau aset lancar yang merupakan tagihan pada konsumen yang meminjam barang atau uang secara kredit.


3 Klasifikasi Piutang

Ada pula jenis-jenis piutang yang begitu beragam dan mungkin dimiliki oleh beberapa perusahaan. Berikut merupakan jenis-jenis piutang adalah sebagai berikut:

1. Piutang Usaha

Piutang usaha adalah nama lain dari piutang dagang yang merupakan tagihan perusahaan kepada konsumen karena adanya penjualan barang atau jasa secara kredit yang akan dibayar di kemudian hari. Tagihan tersebut tidak disertai dengan perjanjian formal, namun baik pihak kreditur dan debitur terjalin kesepakatan dan kebijakan yang dilakukan perusahaan.

Piutang dagang adalah piutang yang memiliki beban waktu yang relatif singkat yaitu dalam tempo kurang dari satu tahun, sehingga piutang usaha ini kerap dikelompokkan sebagai aset lancar jika dalam akuntansi. Umumnya, piutang usaha memiliki jangka waktu pelunasan kurang lebih 30-60 hari tergantung dengan syarat kredit.

2. Piutang Bukan Usaha

Piutang bukan usaha adalah piutang yang terjadi selain dari usaha pokok perusahaan. Komponen piutang bukan usaha ini ada di dalam kontrak pembelian, klaim pada perusahaan angkutan, barang yang rusak atau hilang, bisa juga klaim pada perusahaan asuransi untuk kerugian yang perlu ditanggung jawabkan, klaim pada karyawan perusahaan, klaim pada pajak, piutang dividen, dan lain-lain.

3. Piutang Wesel

Piutang wesel adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain atau pihak ketiga dengan menggunakan perjanjian tertulis menggunakan surat wesel atau promes. Surat wesel adalah surat tagihan antara pihak kreditur dan pihak debitur untuk memenuhi kewajiban membayar utang.

Surat wesel banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan ketika ingin mengajikan pinjaman dari pihak lembaga keuangan maupun lembaga non keuangan. Nantinya, perusahaan akan menerbitkan piutang wesel yang berisi perjanjian kemampuan membayar pinjaman pada pihak debitur.

Dokumen Pendukung Piutang

Transaksi piutang membutuhkan sejumlah dokumen pendukung untuk memudahkan pencatatan yang dilakukan akuntan perusahaan seperti penagihan, pelunasan, atau pencatatan lainnya terhadap piutang yang dimiliki perusahaan. Dokumen pendukung yang membantu akuntan dalam mencatat piutang perusahaan diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Faktur Penjualan

    Faktur penjualan atau sales invoice yang merupakan lembar bukti penagihan atau bukti transaksi yang diberikan kepada pembeli ketika melakukan pembelian suatu produk.

  • Bukti Kas

    Bukti kas masuk merupakan bukti transaksi kalau pihak penjual telah menerima sejumlah uang sebagai pelunasan piutang.

  • Bukti Memorial

    Bukti memorial merupakan bukti transaksi dari pimpinan perusahaan sebagai pihak penjual pada bagian akuntansi untuk melakukan pencatatan.

  • Memo Kredit

    Memo kredit adalah dokumen catatan utang pada pihak pembeli atau pelanggan yang muncul ketika retur penjualan pada transaksi sudah berstatus lunas.

Ciri-ciri Piutang

Piutang merupakan bagian aset pada perusahaan, karakteristik piutang adalah dibagi menjadi sebagai berikut:

1. Bunga

Dalam piutang terdapat faktor bunga sebagai bentuk kompensasi kepada pembeli atas waktu yang diminta untuk melunasi pembayaran tersebut. Bunga ini menjadi keuntungan untuk pihak penjual atas keterlambatan pembeli untuk melakukan pembayaran. Biasanya penjual atau perusahaan memberikan periode waktu pelunasan dari kredit yang pembeli lakukan.

2. Waktu Jatuh Tempo

Pihak perusahaan atau penjual menggunakan pengukuran piutang pada hari tertentu atau bulan tertentu. Bila perusahaan sebagai penjual menggunakan hitungan bulan, maka tanggal jatuh temponya harus sesuai ketika pembeli melakukan transaksi pada pihak penjual. Waktu jatuh tempo pada piutang ini penting untuk perusahaan menjaga stabilitas arus kas perusahaan dan penting untuk akuntan perusahaan melakukan pencatatan. 

3. Nilai Jatuh Tempo 

Nilai jatuh tempo pada istilah piutang merupakan nilai dari penjumlahan transaksi utama yang ditambahkan dengan nilai bunga yang dibebankan sebagai kompensasi pada tanggal jatuh tempo. Dalam artian sempit, nilai jatuh tempo ini merupakan jumlah yang wajib dibayar ketika saat jatuh tempo.


Faktor-faktor yang Memengaruhi Piutang

Dengan banyaknya penjualan kredit yang dilakukan perusahaan, maka akan menyebabkan investasi terhadap piutang akan meningkat. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi piutang diantaranya:

1. Volume Penjualan Kredit

Faktor utama piutang adalah ketika perusahaan memberikan penjualan secara kredit pada pembelinya.
Maksudnya, jika perusahaan mendorong volume penjualan kredit secara tinggi, maka aktivitas transaksi piutang pun akan tinggi. Namun, adanya volume penjualan kredit yang tinggi ini perlu diperhatikan perusahaan sebagai pihak penjual untuk menyiapkan dana yang cukup banyak dan kegiatan operasional terus berjalan.

2. Syarat Pembayaran Penjualan Kredit

Penjualan yang dilakukan dengan kredit memiliki jatuh tempo dan diskon, hanya saja ada beberapa perusahaan dengan syarat pembayaran tanpa diskon. Pihak pembeli perlu mengetahui jenis perusahaan yang akan menawarkan pinjaman.

Perumpamaan syarat pembayaran ini adalah jika syarat pembayaran yang dilakukan pembeli dengan transaksi kredit paling lambat 7 hari dari tanggal transaksi, maka akan mendapatkan diskon sekitar 5%. Sebaliknya, jika pembayaran telat dari 7 hari sampai dengan hari ke-30, maka diskon akan hangus. 

Dengan adanya pemberian diskon, pihak penjual berharap kepada pihak pembeli untuk melakukan pembayaran lebih cepat sehingga investasi dana dalam piutang dapat mengalami perputaran yang lebih cepat. 

Adanya syarat pembayaran ini biasanya dipengaruhi oleh kondisi perusahaan pihak penjual itu sendiri, kondisi ekonomi penjual maupun pembeli, tingkat bunga bebas risiko, potongan tunai dan periode kredit.  

3. Ketentuan Pembatasan Kredit

Perusahaan atau pihak penjual tentunya akan memberikan pembatasan kredit yang dapat diambil. Faktor ini dipengaruhi oleh pihak pembeli dan tingkat kepercayaan perusahaan kepada pelanggan menjadi penentu batas kredit yang akan ditawarkan. Jika semakin tinggi batasan kredit yang ditetapkan pihak penjual, maka akan semakin besar dana yang akan diinvestasikan dalam piutang, begitupun sebaliknya.

4. Kebijakan Penagihan Piutang

Kebanyakan pihak penjual atau perusahaan tentunya menginginkan pihak pembeli atau peminjam mengembalikan seusai jatuh tempo, dan lebih baik sebelum jatuh tempo. Untuk menghindari risiko tidak tertagih, perusahaan kerap bekerja sama dengan dengan lembaga lain seperti bank, debt-collector, atau lain-lain.

Cara Mengatasi Piutang Usaha atau Dagang Tidak Tertagih

Untuk mengurangi risiko piutang yang tak tertagih, maka perusahaan bisa melakukan beberapa cara di bawah ini:

a. Lakukan Follow Up

Dengan melakukan follow up terhadap yang belum dibayarkan kepada yang pihak yang bersangkutan, maka potensi untuk dibayarkan lebih besar.
Barangkali pihak yang terutang lupa jika masih memiliki jumlahyang harus dibayarkan, sehingga tidak sampai menjadi piutang yang tidak tertagih.

b. Tagih Lebih Agresif

Jika sudah melakukan follow up secara baik-baik namun tidak membuahkan hasil, maka pihak perusahaan bisa melakukan tindakan yang lebih agresif untuk menagih piutang yang belum lunas.
Bisa dengan melayangkan surat teguran kepada pihak yang terutang atau mengutus debt collector untuk menagih utang yang belum terbayarkan.

c. Berikan Denda Keterlambatan

Dengan memberikan denda keterlambatan pastinya akan membuat pihak yang memiliki utang berfikir dua kali saat akan telat membayar utang.
Karena jika semakin terlambat dari waktu yang sudah ditentukan, maka utang yang harus dibayarkan pun akan semakin bertambah banyak.

d. Terapkan Kebijakan Limit Kredit

Jika sebelumnya perusahaan memberikan limit kredit 30 hari untuk semua konsumennya, maka untuk mencegahnya bisa dikurangi menjadi 2 minggu atau perusahaan hanya melayani pembelian secara tunai.
Dengan demikian keuangan perusahaan Anda bisa lebih aman.

e. Blacklist Konsumen yang Menunda Pembayaran

Jika keempat langkah sebelumnya sudah Anda lakukan semua tetapi tetap saja utang tidak terbayarkan, maka lebih baik Anda melakukan blacklist kepada konsumen yang sering menunda pembayaran piutang.

Sumber : https://landx.id/blog/apa-itu-piutang-pengertian-ciri-ciri-dan-jenis-piutang-dagang/

https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-dan-jenis-piutang-dalam-akuntansi/#Cara_Mengatasi_Piutang_Usaha_atau_Dagang_Tidak_Tertagih

Selasa, 30 Mei 2023


Membuat jurnal umum makin mudah dengan software akuntansi Jurnal


Jurnal umum adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat sejumlah transaksi keuangan yang muncul dalam periode waktu tertentu sesuai dengan urutan tanggal, dengan mencantumkan nama transaksi, jenis akun, dan nominal saldo di kolom debit ataupun kredit. 
Umumnya, jurnal ini dipergunakan dalam siklus akuntansi perusahaan jasa karena pada prinsipnya segala transaksi dalam perusahaan jasa dapat dicatat secara kronologis. Sedangkan pada akuntansi perusahaan dagang,  lebih efektif menggunakan jurnal khusus.

Umumnya, jurnal ini dipergunakan dalam siklus akuntansi perusahaan jasa karena pada prinsipnya segala transaksi dalam perusahaan jasa dapat dicatat secara kronologis. Sedangkan pada akuntansi perusahaan dagang,  lebih efektif menggunakan jurnal khusus.


Alasan mengapa jurnal khusus lebih cocok digunakana untuk perusahaan dagang  karena perusahaan dagang membutuhkan identifikasi jumlah dan transaksi sejenis dengan intensitas yang tinggi.

Pembuatan jurnal umum atau disebut juga penjurnalan mempunyai tujuan diantaranya untuk melakukan identifikasi, melakukan penilaian, dan melakukan pencatatan dampak ekonomi dari sebuah transaksi atau beberapa transaksi dalam perusahaan.
Selain itu, pencatatan ini juga bertujuan untuk memudahkan proses pemindahan dampak transaksi yang terjadi ke dalam sebuah akun sesuai transaksi.
Manfaat Jurnal Umum
Tujuan dibuatnya jurnal umum adalah untuk melakukan identifikasi,penilaian,dan pencatatan dampak ekonomi dari suatu transaksi atau berbagai transaksi dalam perusahaan.

Pencatatan ini juga memiliki tujuan untuk memudahkan proses pemindahan dampak transaksi yang terjadi ke dalam sebuah akun sesuai transaksi.

Selain itu, ada beberapa manfaat jurnal umum yang harus Anda ketahui diantaranya adalah:

  • Mengetahui akan timbul pertambahan atau pengurangan suatu perkiraan.
  • Mengetahui jumlah yang akan dicatat di satu atau lebih perkiraan.
  • Mengetahui jumlah yang di debet atau di kredit bahwa mesti seimbang.
  • Dibuat tanda (referensi) supaya dapat diketahui suatu jumlah telah di posting ke perkiraan yang tepat di buku besar sesuai perkiraannya.
  • Dibuat referensi (tanda) supaya diketahui suatu jumlah telah dilakukan posting ke perkiraan yang tepat di buku besar, sesuai nomor perkiraannya.
Fungsi Jurnal Umum Dalam Akuntansi

Jurnal umum memiliki 5 fungsi yaitu:

  • Fungsi historis. Pencatatan setiap transaksi dilakukan berdasarkan tanggal terjadinya transaksi dan menggambarkan kegiatan perusahaan sehari-hari secara berurutan dan terus menerus (sistematis dan kronologis).
  • Fungsi pencatatan. Setiap ada perubahan pada kekayaan, modal, biaya, dan pendapatan harus terlebih dahulu dicatat ke dalam jurnal umum. Tujuannya adalah agar pembuatan laporan keuangan perusahaan dapat dilakukan secara lengkap.
  • Fungsi analisis. Pencatatan dalam jurnal merupakan hasil analisis transaksi yang berupa penggolongan nama akun, pencatatan dalam pendebitan ataupun pengkreditan beserta jumlahnya.
  • Fungsi instruksi. Catatan dalam jurnal merupakan perintah untuk mendebit dan mengkredit akun sesuai dengan catatan dalam jurnal. Hal ini dimaksudkan bahwa jurnal umum adalah berfungsi memberikan perintah atau petunjuk dalam proses memasukkan data ke buku besar.
  • Fungsi informatif. Catatan dalam jurnal memberikan penjelasan mengenai bukti pencatatan transaksi yang terjadi.
Tahapan Cara Membuat Jurnal Umum

Berikut tahapan ata cara membuat jurnal umum yang perlu Anda ketahui:

1. Pahami Persamaan Akuntansi

Untuk membuat jurnal umum dengan benar, maka langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah memahami persamaan dasar akuntansi

Persamaan dasar akuntansi yakni :

Aset = Utang + Modal

yang kemudian diperluas menjadi :

Aset = Utang + Modal + (Pendapatan – Beban)

Pemahaman persamaan dasar akuntansi yang dimaksud juga berkaitan dengan kelompok-kelompok akun yang masuk didalamnya. Misalnya piutang usaha masuknya kelompok aset, persediaan juga masuk dalam aset dan lain sebagainya. Untuk membuat jurnal umum, Anda harus paham mengenai saldo masing masing akun. Dalam akuntansi ada lima akun yang perlu Anda tahu posisi saldo normalnya. Agar lebih mudah, lihat tabel berikut:

Tabel Saldo Normal Akun

Nama AkunDebitKreditSaldo Normal
Aset (harta/aktiva)+Debit
Utang (kewajiban)+Kredit
Modal+Kredit
Pendapatan+Kredit
Beban+Debit

 

Keterangan:

  • Pada saat aset atau harta atau akitiva Anda bertambah maka catatlah pada posisi debit, sementara jika aset berkurang maka catatlah pada posisi kredit. Adapun saldo normal akun aset berada pada debit.
  • Akun utang atau kewajiban berbanding terbalik dengan aset. Jika utang bertambah maka dicatat pada posisi kredit, sementara jika utang Anda berkurang dicatat pada posisi debit. Sehingga saldo normal akun utang atau kewajiban pada sisi kredit.
  • Akun modal sama dengan akun utang, jadi jika modal bertambah dicatat pada posisi kredit dan jika modal berkurang dicatat pada posisi debit. Saldo normal modal pada sisi kredit.
  • Akun pendapatan pun sama dengan akun utang dan modal. Jika pendapatan bertambah maka dicatat pada posisi kredit dan jika pendapatan berkurang catat pada posisi debit. Sehingga saldo normal pendapatan pun pada sisi kredit.
  • Pada akun beban pencatatan sama dengan akun aset. Jika beban bertambah dicatat pada posisi debit, sementara jika beban berkurang dicatat pada posisi kredit. Dan saldo normal beban juga berada pada posisi debit.

Dengan begitu saat menemui sebuah transaksi, nantinya secara otomatis dapat langsung mengelompokkan.

2. Kumpulkan Bukti Transaksi

Jika langkah pertama berupa pengetahuan, maka langkah kedua ini merupakan langkah langsung dalam praktik.
Untuk dapat menuliskan transaksi pada jurnal maka Anda harus memiliki bukti transaksi.
Bukti transaksi merupakan dasar yang sangat penting untuk Pencatatan sebuah transaksi keuangan  pada sebuah jurnal, karena tanpa adanya bukti transaksi tidak dapat dicatat pada jurnal.
Oleh karena itu, pastikan Anda memiliki bukti transaksi yang akan dicatat dalam jurnal umum.

Adapun contoh bukti transaksi dapat berupa:

  • Nota
  • Faktur
  • Kwitansi
  • Invoice
  • dan lain sebagainya.

3. Identifikasi Transaksi

Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi transaksi.

Tidak semua transaksi dapat dicatat, transaksi yang boleh dicatat yakni transaksi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan dan dapat dinilai dengan satuan moneter.

Oleh karena itu, Anda harus mengidentifikasi transaksi sebelum melakukan pencatatan sehingga hasil pencatatan nantinya benar.

Setelah mengidentifikasi transaksi, tentukanlah pengaruh nya terhadap posisi keuangan.

Untuk mempermudah, gunakan lah persamaan dasar akuntansi berikut ini:

Aset = Utang + Modal

Ingat dalam satu transaksi, sekurang-kurangnya dia akan memengaruhi dua akun.

Nilai atas perkiraan tersebut akan berkurang atau bertambah sebagai berikut:

  • Aset [+] dan Ekuitas [+]
  • Aset [+] dan Liabilitas [+]
  • Aset [-] dan Ekuitas [-]
  • Aset [-] dan Liabilitas [-]
  • Aset [+] dan Aset lainya [-]

Pada perkiraan Ekuitas bertabah [+] dan berkurang [-] nya bisa dipengaruhi oleh:

Modal Bertambah Karena:                        Modal Berkurang Karena:
-Investasi Pemilik                                        -Pengambilan Prive
-Penerimaan Pendapatan                            -Pengeluaran Untuk Beban
-Adanya Laba Lanjutan                                -Adanya Rugi Penjualan

4. Pencatatan Jurnal Umum

Tibalah proses pencatatan ke dalam jurnal umum.
Proses pencatatan atau pembukuan transaksi kedalam jurnal disebut dengan penjurnalan.
Sistem pembukuan yang dipakai yaitu double-entry system, maksudnya setiap transaksi yang dicatat akan berdampak pada dua posisi keuangan debit dan kredit dalam jumlah yang sama.

Jurnal umum terdiri dari beberapa komponen yang biasanya terdiri dari 9 kategori yaitu:

  • Tanggal: Tanggal terjadinya transaksi.
  • Kode pembantu Untuk membantu mencatat detail transaksi.
  • Uraian: Mencatat uraian atau keterangan transaksi debet maupun kredit.
  • No akun: Nomor akun yang ada di debet.
  • Nama akun: Nama akun kategori debet sesuai nomor akun.
  • Debet: Mencatat jumlah transaksi kategori yang ada di debet.
  • No akun: Nomor akun yang ada di kredit.
  • Nama akun: Nama akun kategori kredit sesuai nomor akun.
  • Kredit: Mencatat jumlah transaksi kategori yang ada di kredit.

Kemudian langkah -langkah lain untuk melengkapi jurnal umum tersebut adalah dengan membuat autofilter, kriteria, fungsi, dan penyesuaian penyesuaian terhadap kebutuhan jurnal dengan fungsi.

Adapun bentuk atau format jurnal umum adalah sebagai berikut:

TanggalKeteranganRef.DebitKredit
Kasxxxx
Modalxxxx
Sewa di bayar di mukaxxxx
Kasxxxx


Contoh Jurnal Umum Perusahaan Dagang

PT. Karya Usaha memiliki transaksi sebagai berikut:

  1. Tanggal 3 Maret 2022, membeli barang dagangan seharga Rp 2.000.000 dengan syarat pembelian 2/15, n/30
  2. Tanggal 10 Maret 2022, menjual barang kepada PT Sanjaya dengan harga Rp 500.000 dengan syarat pembayaran 2/10, n/30
  3. Tanggal 12 Maret 2022, menjual barang dagangan secara tunai seharga Rp 300.000
  4. Tanggal 15 Maret 2022, membayar sewa gudang Rp 1.000.000
  5. Tanggal 17 Maret 2022, menerima retur barang karena adanya kerusakan yang dijual tanggan 10 Maret sebesar Rp 200.000
  6. Tanggal 20 Maret 2022, menerima kas dari penjualan kepada PT. Sanjaya untuk pembayaran faktur tanggal 10 Maret setelah dikurangi potongan tunai
  7. Tanggal 21 Maret 2022, membayar beban angkut barang untuk senilai Rp 50.000
  8. Tanggal 22 Maret 2022, menjual barang secara kredit kepada PT. Sinta sebesar Rp 800.000 dengan syarat pembayaran 3/15, n/30
  9. Tanggal 25 Maret 2022, membayar beban iklan Rp 200.000
  10. Tanggal 30 Maret 2022, menerima kas dari PT. Sinta setelah dikurangi potongan tunai.

Di bawah ini adalah contoh soal jurnal umum perusahaan dagang PT. Karya Usaha 

contoh jurnal umum perusahaan dagang


Contoh Jurnal Umum Perusahaan Jasa

Berikut ini adalah contoh data transaksi  Tika Salon yang telah dikumpulkan dan terjadi pada bulan Desember 2017 :

  • Pada tanggal 2, Tika menyetorkan Rp50.000.000 sebagai modal awal ke rekening bank atas nama Tika Salon
  • Di ruko 2 sewa seharga Rp12.000.000 per tahun dibayar di muka
  • Pada tanggal 4 membeli peralatan salon secara kredit sebesar Rp6.500.000
  • On 9 menerima uang sejumlah Rp2.000.000 dari pelanggan
  • Pada tanggal 15, Tika Salon mengeluarkan sejumlah biaya sebagai berikut: gaji Rp2.500.000; biaya utilitas (telepon, air, listrik) Rp550.000; dan biaya lainnya Rp300.000
  • Pada tanggal 16 membayar kreditur Rp1.250.000 untuk transaksi ke-4
  • Pada tanggal 18 Tika menerima uang sebesar Rp2.500.000 untuk kebutuhan pribadi
  • Pada tanggal 20 membeli peralatan seharga Rp4.000.000 tunai
  • Tanggal 22 membayar asuransi untuk jangka waktu satu tahun sebesar Rp6.000.000
  • Tanggal 23 memberikan layanan kepada pelanggan seharga Rp250.000 tetapi belum dibayar
  • Tanggal 25, lunasi hutang pada transaksi ke-4
  • Pada tanggal 27 dibeli peralatan seharga Rp2.000.000 secara kredit
  • Tanggal 28 menerima pembayaran untuk transaksi tanggal 23 sejumlah Rp250.000
  • Pada tanggal 30 menerima Rp3.000.000 dari pelanggan untuk layanan tata rias yang akan dilakukan bulan depan

Berikut pencatatan jurnal umumnya:

Sumber : https://www.jurnal.id/id/blog/contoh-jurnal-umum/
https://dailysocial.id/post/contoh-jurnal-umum